Ada suat kampung di sebelah utara kota Garut yang bernama Bagendit. Di sana ada situ yang selalu dipakai oleh anak-anak, yaitu situ bagendit. Dahulunya, situ tersebut merupakan kampung yang terbilang padat. Di sana ada satu rumah yang besar dan megah. Malah, rumah tersebut satu-satunya yang terlihat megah. Bangunannya sangatlah bagus. pemilik rumah tersebut adalah seorang perempuan, yang dikenal dengan bagendit endit. Bagendit merupakan orang yang kaya, tetapi sangat pelit. jangankan pada orang yang tidak dikenal, tetangganya sendiri pun tidak pernah ditolong. Yang memaksa meminta bantuan kepada Bagendit, barang tentu mereka akan merasa sakit hati, karena daripada ditolong lebih baik dicaci maki.Suatu hari, Nyi Endit kedatanagn tamu seorang kakek-kakek yang berpenampilan compang-camping, jalannya pun tertatih-tatih menggunakan tongkat, sangat memprihatinkan.badannya kurus, seperti orang yang kurang makan. Orang tersebut datang ke rumah Nyi Endit dengan maksud meminta minum. Tapi, baru sampai halaman, oleh nyi endit sudah diusir. NYI ENDIT : "Pergi sana! Mau apa masuk halaman rumah orang! kakek "Duh, tolonglah juragan. Tidak kuat ingin minum, haus!” NYI endit : “tidak ada! Sana, pergi dari sini! tidak sudi kedatangan orang yang menjijikan!” Kakek-kakek tersebut akhirnya pergi. Tapi sebelum beranjak keluar dari halaman rumah Nyi Endit. “Endit, sesungguhnya tuhan itu maha adil. Entah itu amal baik atau buruk tentu ada balasannya”. Sesudah berbicara seperti itu, kakek tersebut pergi.tidak jauh dari rumahnya, kakek tersebut menancapkan tongkatnya. Dan dicabut kembali.Sangat aneh, dari lubang bekas tonkat tersebut keluar air, serta semakin lama semakin besar. Sampai akhirnya lubang tersebut menjadi sebesar sumur. Orang yang ada di kampung tersebut menjadi heboh. Air semakin tinggi. Orang-orang berlarian menyelamatkan diri. Sedangkan, Nyi Endit orang-orang tidak ada yang mengingatnya. Karena sudah terlanjur membencinya. ketika air sudah merendam kampung, Nyi Endit sedang tidur pulas. Tersadar ketika air sudah masuk ke rumahnya. Nyi Endit sangat terkejut. Selanjutnya, Nyi Endit lari menuju pintu depan. Ternyata kampung sudah terendam. Sudah tidak ada warga yang ada di sana. Sebenarnya, waktu itu Nyi Endit masih bisa menyelamatkan diri. Karena air masih sebatas pusar Tapi, karena sudah dibutakan harta, Nyi Endit memasukan perhiasannya ke dalam kain. Nyi Endit tidak rela kalau harta kekayaanya terendam air. Sampai suatu ketika Nyi Endit keluar dari rumahnya, air sudah sebatas dagu. Nyi Endit membawa banyak barang bawaan, di atas kepala, diapit tangan, dijinjing. Nyi Endit berenang. Tetapi, akhirnya Nyi Endit tenggelam bersama harta kekayaanya.TENTUKAN : 1. Tema2. Alur3. Tokoh/penokohan4. sudut pandang5. Latar (waktu, tempat, suasana) 6. amanatplis soalnya jgn dihapus,cape saya nulisnya,plis jawab
1. Ada suat kampung di sebelah utara kota Garut yang bernama Bagendit. Di sana ada situ yang selalu dipakai oleh anak-anak, yaitu situ bagendit. Dahulunya, situ tersebut merupakan kampung yang terbilang padat. Di sana ada satu rumah yang besar dan megah. Malah, rumah tersebut satu-satunya yang terlihat megah. Bangunannya sangatlah bagus. pemilik rumah tersebut adalah seorang perempuan, yang dikenal dengan bagendit endit. Bagendit merupakan orang yang kaya, tetapi sangat pelit. jangankan pada orang yang tidak dikenal, tetangganya sendiri pun tidak pernah ditolong. Yang memaksa meminta bantuan kepada Bagendit, barang tentu mereka akan merasa sakit hati, karena daripada ditolong lebih baik dicaci maki.Suatu hari, Nyi Endit kedatanagn tamu seorang kakek-kakek yang berpenampilan compang-camping, jalannya pun tertatih-tatih menggunakan tongkat, sangat memprihatinkan.badannya kurus, seperti orang yang kurang makan. Orang tersebut datang ke rumah Nyi Endit dengan maksud meminta minum. Tapi, baru sampai halaman, oleh nyi endit sudah diusir. NYI ENDIT : "Pergi sana! Mau apa masuk halaman rumah orang! kakek "Duh, tolonglah juragan. Tidak kuat ingin minum, haus!” NYI endit : “tidak ada! Sana, pergi dari sini! tidak sudi kedatangan orang yang menjijikan!” Kakek-kakek tersebut akhirnya pergi. Tapi sebelum beranjak keluar dari halaman rumah Nyi Endit. “Endit, sesungguhnya tuhan itu maha adil. Entah itu amal baik atau buruk tentu ada balasannya”. Sesudah berbicara seperti itu, kakek tersebut pergi.tidak jauh dari rumahnya, kakek tersebut menancapkan tongkatnya. Dan dicabut kembali.Sangat aneh, dari lubang bekas tonkat tersebut keluar air, serta semakin lama semakin besar. Sampai akhirnya lubang tersebut menjadi sebesar sumur. Orang yang ada di kampung tersebut menjadi heboh. Air semakin tinggi. Orang-orang berlarian menyelamatkan diri. Sedangkan, Nyi Endit orang-orang tidak ada yang mengingatnya. Karena sudah terlanjur membencinya. ketika air sudah merendam kampung, Nyi Endit sedang tidur pulas. Tersadar ketika air sudah masuk ke rumahnya. Nyi Endit sangat terkejut. Selanjutnya, Nyi Endit lari menuju pintu depan. Ternyata kampung sudah terendam. Sudah tidak ada warga yang ada di sana. Sebenarnya, waktu itu Nyi Endit masih bisa menyelamatkan diri. Karena air masih sebatas pusar Tapi, karena sudah dibutakan harta, Nyi Endit memasukan perhiasannya ke dalam kain. Nyi Endit tidak rela kalau harta kekayaanya terendam air. Sampai suatu ketika Nyi Endit keluar dari rumahnya, air sudah sebatas dagu. Nyi Endit membawa banyak barang bawaan, di atas kepala, diapit tangan, dijinjing. Nyi Endit berenang. Tetapi, akhirnya Nyi Endit tenggelam bersama harta kekayaanya.TENTUKAN : 1. Tema2. Alur3. Tokoh/penokohan4. sudut pandang5. Latar (waktu, tempat, suasana) 6. amanatplis soalnya jgn dihapus,cape saya nulisnya,plis jawab
Jawaban:
tema: Nyi Endit yang serakah
alur : Maaf g tau
tokoh: Nyi Endit dan kakek
sudut pandang ( maaf juga kurang tau)
latar : sebelah Utara kota Garut
amanat: janganlah serakah
Penjelasan:
Maaf kalo salah